“Sebetulnya dari satu
rezim ke rezim lain itu berdarah-darah,” kata kata Robi dalam sebuah diskusi di
Sekretariat Islam Nusantara (INC), Tangerang Selatan, Sabtu (14/7).
Misalnya, perpindahan
kekuasaan Islam dari khilafah Umayyah ke Abbasiyah. Ada banyak yang mengalir
dalam perebutan itu. Begitu pun dengan khilafah-khilafah setelahnya. Namun
demikian, Robi menegaskan bahwa pada saat itu memang seperti itu mekanisme
perebutan kekuasaannya.
“Bukan Islamnya kejam,
tapi trennya seperti itu. Itu sesama Muslim, tidak sesederhana itu khilafah,”
tegasnya.
Kedua, khilafah adalah
produk syariah. Para pengusung khilafah meyakini dan menyebarkan bahwa khilafah
adalah produk syariah sehingga seluruh umat Islam wajib mewujudkannya. Mereka
menggunakan agama sebagai tameng. Jika ada yang menyerang khilafah, maka
pengusung khilafah tidak segan-segan menuduhnya telah menyerang Islam.
“Ketiga, khilafah akan
membawa kejayaan umat Islam di dunia. Apapun persoalannya, khilafah solusinya,”
jelas Dosen UIN Jakarta ini.
Robi berpendapat,
adalah mustahil mengoordinasikan seluruh umat Islam di seluruh dunia –yang
jumlahnya milyaran- dengan satu komando kekuasaan dalam bidang politik.
“Inilah kira-kira yang
menyebabkan Indonesia tidak membutuhkan khilafah,” tukasnya. (Muchlisho)
source
0 comentários: